Pagi ini mata kuliah Psikologi Pendidikan dimulai dengan ”tidak biasa”. Kami seluruh peserta mata kuliah ini diminta untuk kebelakang kelas, untuk melakukan gerakan sederhana seperti melangkahkan kaki ke depan,ke belakang,kekanan, lalu menekuknya. Gampang sekali sebenarnya, tapi apa yang harus diperhatikan adalah bahwa kita harus mendengarkan dengan cermat tempo dari musik yang diputar, lagu nostalgia,yaitu abang becak.dan yang paling penting adalah bagaimana kami harus membangun kerjasama tim untuk menghasilkan gerakan yang padu.
Hal ini menyentil saya untuk berpikir, apa sebenarnya tujuan dilakukannya ini?
Saya menemukan bahwa ada tujuan yang tidak sekedar untuk menggugah semangat sebelum memulai perkuliahan dihari ini. Saya melihat bahwa gerakan-gerakan yang kami lakukan mendorong kami untuk mengembangkan kerjasama tim agar tercipta gerakan yang kompak. Dan musik dengan tempo berubah-ubah itu adalah seperti stimulus dilingkungan sekitar kami. Bahwa lingkungan akan terus bergerak dengan dinamis. Dan kami harus tetap survive didalamnya, dan karena kita didalam kelompok, kita tidak bisa untuk tutup mata dengan orang-orang disekitar kita. Yang kita tuju adalah untuk mendapatkan gerakan yang sesuai dengan tempo lagu. Sementara tempo juga tidak tetap seperti itu. Tempo berubah,tantangan kita berubah. Kita tidak boleh menjadi individu yang stag disuatu keadaan,kita juga harus turut berubah. Dan yang paling penting adalah bukan hanya bagaimana kita harus berubah,tapi turut merubah kelompok agar tercipta keselarasan. Karena yang ditekankan kali ini adalah tim-mu bukan diri-mu. Saat kita semua harus bergandengan tangan,disitu sebenarnya diarahkan bagaimana kita untuk memiliki rasa saling percaya dan saling memiliki. Bahwa teman dikanan-kiri dan yang lainnya adalah teman kelompok kita,berarti bagian dari kita juga. Kita bergerak bersama, mencapai hasil dengan kebersamaan pula.
Hal ini mengingatkan saya dengan teori pendekatan konstruktivis sosial dimana pendekatan ini menekankan pada konteks sosial dari pembelajaran dan bahwa pengetahuan itu dibangun dan dikonstruksi secara bersama (mutual). Pembagian kami dalam kelompok membuat tumbuhnya pengalaman sosial kami sehingga kami didorong untuk mencari pengetahuan dan pencapaian bersama yang dalam teori ini dikatakan bahwa hal tersebut adalah mekanisme penting untuk membangun pemikiran individu. Demikianlah pada dasarnya hal-hal yang kami lakukan pagi ini bukan sekedar untuk ”olahraga pagi’ ataupn bernostalgia dengan lagu kenangan semasa kecil. Tetapi untuk membangun kerjasama dalam kelompok untuk bertahan dalam lingkungan yang terus berkembang.
No comments:
Post a Comment