Orang bijaksana akan menjadi majikan dari pikirannya, orang bodoh akan menjadi budaknya - Piblilius Syrus

My Blog List

Monday, April 11, 2011

Bagaimana cara pengajaran yang efektif terhadap anak dengan retardasi mental?

Dewasa ini, anak dengan retardasi mental semakin mendapat perhatian dalam proses pendidikannya. Retardasi mental adalah gangguan yang didalam DSM IV TR  disebutkan sebagai fungsi intelektual yang dibawah dari rata-rata, kurangnya perilaku adaptif dan biasanya terjadi pada anak dibawah 18 tahun. Ada beberapa retardasi mental yaitu sebagai berikut :

Klasifikasi Retardasi Mental

Kriteria penggolongan retardasi mental tidak bisa hanya menggunakan patokan intelegensi, karena beberapa orang yang masuk dalam kelompok retardasi mental ringan tidak memiliki gangguan pada fungsi adaptif sehingga tidak bisa digolongkan dalam gangguan retardasi mental. Penggolongan berdasarkan intelegensi dapat digunakan jika penderita mengalami gangguan pada fungsi adaptif. Berikut ini merupakan ringkasan karakteristik orang-orang yang masuk dalam masing-masing level retardasi mental.

Retardasi mental ringan
Antara IQ 50-55 hingga 70. Mereka tidak selalu dapat dibedakan dengan anak-anak normal sebelum mulai bersekolah. Di usia remaja akhir biasanya mereka dapat mempelajari keterampilan akademik yang kurang lebih sama dengan level 6. Mereka dapat bekerja ketika dewasa, pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan yang rumit dan mereka bisa mempunyai anak.

Retardasi mental sedang
Antara IQ 35-40 hingga 50-55. Orang yang mengalami retardasi mental sedang dapat memiliki kelemahan fisik dan disfungsi neurologis yang menghambat keterampilan motorik yang normal, seperti memegang dan mewarnai dalam garis, dan keterampilan motorik kasar, seperti berlari dan memanjat. Mereka mampu, dengan banyak bimbingan dan latihan, berpergian sendiri di daerah lokal yang tidak asing bagi mereka. Banyak yang tinggal di institusi penampungan, namun sebagian besar hidup bergantung bersama keluarga atau rumah-rumah bersama yang disupervisi.

Retardasi mental berat
Antara IQ 20-25 hingga 35-40. Umumnya mereka memiliki abnormalitas fisik sejak lahir dan keterbatasan dalam pengendalian sensori motor. Sebagian besar tinggal di institusi penampungan dan membutuhkan bantuan super visi terus menerus. Orang dewasa yang mengalami retardasi mental berat dapat berperilaku ramah, namun biasanya hanya dapat berkomunikasi secara singkat di level yang sangat konkret. Mereka hanya dapat melakukan sedikit aktifitas secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena kerusakan otak mereka yang parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka hanya memberikan sedikit stimulasi. Mereka mampu melakukan pekerjaan yang sangat sederhana dengan supervisi terus-menerus.

Retardasi mental sangat berat
IQ di bawah 25. Mereka yang masuk dalam kelompok ini membutuhkan supervisi total dan sering kali harus diasuh sepanjang hidup mereka. Sebagian besar mengalami abnormalitas fisik yang berat serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun. Tingkat kematian di masa anak-anak pada orang yang mengalami retardasi mental sangat berat sangat tinggi.

Untuk anak-anak dengan retardasi mental, sudah seharusnya mendapatkan kelas khusus dimana guru mengajarkan keterampilan pokok misalnya konsep uang, konsep waktu, keterampilan hidup mandiri, perawatan diri dan kebersihan, akses masyarakat, kegiatan rekreasi, dan pelatihan kejuruan dan melatih anak agar anak dapat menerapkannya didalam kehidupannya. Sehingga walaupun anak tersebut mengalami kekurangan dari segi kognitif, dia tetap dapat bertahan dalam lingkungannya.
Strategi pengajaran yang juga tidak boleh dilupakan adalah ajarkan satu konsep atau komponen kegiatan pada satu waktu,ajarkan selangkah demi selangkah untuk membantu menghafal mendukung dan   sequencing,mengajar siswa dalam kelompok kecil, atau satu-satu jika mungkin,selalu memberikan kesempatan ganda untuk melatih kemampuan di sejumlah  pengaturan yang berbeda, gunakan fisik dan verbal mendorong untuk membimbing tanggapan yang benar, dan memberikan pujian verbal khusus untuk memperkuat tanggapan ini.
·                                 
Dalam bukunya, Suntrock juga mencantumkan beberapa cara pengajaran terhadap anak dengan etarsadi mental yaitu sebagai berikut :
1. Membantu anak MR untuk berlatih menentukan pilihan personal dan determinasi diri. jika dimungkinkan.
2. Selalu ingat level fungsi mental anak. Tingkat fungsi mental anak penderita retardasi mental biasanya lebih rendah ketimbang anak laik di kelas anda. Jika anda memulai pada satu level pengajaran, dan anak tidak merespons secara efektif, turunkan level pengajarannya.
3. Sesuaikan instruksi pengajaran Anda dengan kebutuhan si anak.
4. Sebagaimana halnya mengajar anak yang mengalami ketidak mampuan lainnya, berilah contoh konkret dari satu konsep. Gunakan instruksi pengajaran yang jelas dan sederhana.
5. Beri anak Retardasi Mental kesempatan untuk melatih apa-apa yang telah mereka pelajari. Suruh mereka mengulangi beberapa kali konsep yang telah mereka pelajari tadinya sampai mereka menguasainya.
6. Perhatikan rasa penghargaan diri si anak. Dalam maksud, jangan membanding-bandingkan dengan anak yang tidak mengalami retardasi mental.
7. Jangka berprasangka negatif terhadap kemampuan belajar anak. Biasanya kita mudah tergida untuk menggangap anak retardasi mental itu sebagai anak yang tidak bisa berprestasi baik itu secara akademik.
8. Sadari bahwa banyak anak dengan retardasi mental bukan hanya memiliki kebutuhan akademik, tetapi juga membutuhkan bantuan untuk meningkatkan keterampilan perawatan diri dan keterampilan sosial.
9. Cari dukungan sumber daya. Gunakan asisten guru dan rekrut sukarelawan untuk membantu anada mendidikan anak yang retardasi mental. Banyak orang dewasa yang terdidik yang sudah pensiun mungkin mau membantu, Mereka dapat membantu anda untuk meningkatkan jumlah instruksi kepada anak.
10.  Pertimbangkan untuk menggunakan starategi analisis perilaku. Beberpa guru melaporkan bahwa startegi ini bisa meningkatkan kemampuan anak untuk merawat diri, keterampilan sosial, dan kemampuan akademik.
11. Jika anda mengajar di kelas menengah,  evaluasilah keahlian vokasional yang dibutuhkan murid retardasi mental untuk mendapatkan pekerjaan, ( Rogan, Luecking, &Held,2001)
12. Libatkan orangtua sebagai mitra mendidik anak.


Selain hal-hal yang disebut diatas, bantuan alat tekhnologi jelas amat dibutuhkan dalam proses pengajaran terhadap anak-anak dengan retardasi mental ini tergantung terhadap kebutuhan pembelajaran tiap individunya.

Daftar Pustaka
Santrock.,J.W.(2008).PsikologiPendidikan.Jakarta

http://redmoenk.student.umm.ac.id/?category_name=psikologi-world

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.