1 Mengapa kelompok memilih teori Skinner ?
Ada beberapa alasan yang membuat
kelompok memilih teori ini, yaitu :
a.
Teori
ini bersifat aplikatif dan sangat sering digunakan dan ditemui di kehidupan
sehari-hari.
b.
Teori
ini mudah dipahami.
c.
Teori
ini menjelaskan mengenai reinforcement
serta punishment, dan pada
kenyataannya kebanyakan orang menyukai reinforcement
dan menghindari punisment.
d.
Di
kehidupan sehari-hari, saat kita mengetahui adanya konsekuensi, maka kita akan
termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
e.
Ketika
kita dihargai, perilaku kita akan semakin diperkuat. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Skinner.
f.
Teori
ini merupakan teori yang sangat sering dipelajari dari awal perkuliahan (semester
1 hingga semester akhir).
Nb : setelah mendiskusikan jawaban mengenai alasan,
kelompok sepakat bahwa semua alasan yang diungkapkan merupakan hal yang
disetujui oleh seluruh anggota kelompok.
2. Apa yang menjadi poin utama teori Skinner ? Kaitkan pula dengan alasan kelompok memilih teori ini !
Ada 3 poin utama dari teori Skinner,
yaitu :
a.
Adanya
kesempatan dimana perilaku terjadi (timing)
b.
Perilaku
(behavior)
c.
Konsekuensi
dari perilaku (consequence)
Alasan
kelompok memilih teori Skinner sejalan dengan poin utama dari teori tersebut.
Kelompok berpendapat bahwa kecenderungan manusia berperilaku dikarenakan adanya
konsekuensi atas perilakunya tersebut. Konsekuensi tersebut juga harus
diberikan secara konsisten sehingga perilaku yang diinginkan akan menetap. Jika
perilaku yang dilakukan dianggap baik, maka akan menghasilkan reinforcement positif sehingga perilaku
tersebut dipertahankan. Begitu juga dengan perilaku yang dianggap tidak baik,
maka akan menghasilkan punishment sehigga
perilaku tersebut hilang.
3. Kaitkan hubungan antara teori Skinner dengan 3 keyakinan umum filsafat konstruktivis-sosial !
Di
dalam teori Skinner, terdapat juga keyakinan umum filsafat
konstruktivis-sosial. Dimana pengetahuan yag diartikan sebagai produk dari setting belajar, produk
dari penelitian ataupun aktivitas tertentu terlihat dari perilaku yang
dihasilkan. Dalam teori Skinner, perilaku merupakan produk dari proses belajar.
Belajar
itu sendiri merupakan proses untuk
mendapatkan pengetahuan. Pada teori Skinner, proses pengkondisian merupakan
proses belajar pada individu. Pengkondisian tidak terjadi begitu saja.
Pengkondisian tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga menghasilkan
perilaku yang menetap (habit) yang
dapat diartikan sebagai produk dari proses belajar.
Lokus belajar tidak terbatas hanya pada pikiran individu,
namun terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan diantara sesama
partisipan. Begitu juga pada teori Skinner, dimana kita mendapatkan reward atau
punishment melalui proses interaksi dengan orang lain. Dan ada distribusi dari
individu luar (orang lain atau lingkungan) terhadap individu yang sedang
melakukan proses belajar.
No comments:
Post a Comment